Halaman

Sabtu, 23 Januari 2010

LOBI

LOBI

Dulu kita dibenci, dulu kita di usir. Kita pun harus menyerah dan mengikuti keinginan mereka. Sekarang tak akan seperti ini. Semuanya akan terhentikan dengan berbagai lobi pada posisi Negara yang sangat vital; seperti istana Presiden, Dewan Senat, dan instansi-instansi pemerintah lainnya. Dengan ‘Lobi’, kita bisa menekan parlemen pemerintah agar mengeluarkan undang-undang hak berpolitik penuh bagi kita. Untuk itu pula kita angkat wakil-wakil kita menduduki posisi di parlemen hingga ada wakil kita yang dapat menduduki kursi perdana menteri.
Klimaksnya, hingga suatu saat nanti sistem pemerintahan kita dominasi penuh, atau setidak-tidaknya lebih dari setengahnya kita kuasai. Misalnya melibatkan orang-orang kita dengan hubungan cinta dengan putri-putri raja dan atau perdana mentri agar menjadi pengawal pribadinya. Dengan begitu ia dapat menjabat misalnya sebagai Kepala Staf Komando Angkatan Bersenjata yang bertanggung jawab atas keamanan Negara atau menduduki posisi penting lainnya.
Pemerintah akan percaya pada kita untuk mengurus berbagai segi urusan dan menduduki banyak jabatan. Dengan membuat mereka bangga pada apa yang kita berikan pada mereka. Dan kita akan jadi penguasa tanah, walikota, direktur jenderal, jaksa agung, dan lain-lain. Pengaruh kita, kita lanjutkan hingga pemerintahan berikutnya dan berikutnya melalui jabatan wakil Negara di Negara lain (Kedutaan), rector di berbagai Universitas, inspektur pada Akademi Seni, dan lain-lain.
Lihatlah kita akan dengan mudah melancarkan progam-progam kita. termaduk merambah pada penguasaan sektor ekonomi yang di dalamnya termasuk penguasaan atas bank, perusahaan perdagangan, dan industri berat. Berikut pula pusat-pusat tambang negara dan saham-saham Bank Central yang mencetak mata uang kertas serta saham-saham perusahaan minyak.
Kurang dari setengah abad dari sekarang, kita akan mengubah Negara ini menjadi pusat dari segala ilmu pengetahuan, budi, dan moral (bagi anak bangsa).
Pengaruh kita akan tertanamkan dalam-dalam di berbagai sector; baik sektor ekonomi, politik, kepribadian, maupun peradaban dengan langkah-langkah yang terencana. Juga sebagian besar sektor pendidikan dasar dan tinggi, organisasi buruh dan tenaga profesional. Dan nantinya lebih dari 80% anak-anak kita menikmati bangku pendidikan perguruan tinggi. Dalam sektor politik, kita akan jadi kekuatan raksasa melalui penampilan deretan aktor politik kita yang menguasai percaturan politik Negara.
Dengan kekuatan wanita kita juga susun strategi lainnya, yaitu dengan menjadikan anak-anak perempusn kita menjadi istri-istri Menteri luar Negeri, Menteri Keuangan, istri penasihat presiden bidang keamanan nasional, istri Menteri Pendidikan dan Kesehatan, ibu dan istri Menteri Pertahanan, istri penasihat Presiden, dan lain sebagainya.
Selama ini organisasi dibuat oleh orang lain. Sekarang juga kita bentuk organisasi kita sendiri. Tak tanggung-tanggung lebih banyak organisasi. Dan setiap warga kita, kita wajibkan menjadi anggotanya. Dan, dapat kita saksikan persatuan yang sangat erat sehingga akan tampak orang miskin yang duduk bersebelahan dengan para miliuner. Jelasnya, mereka betul-betul bekerjasama. Hingga titik kulminasi dominasi kita dengan mengantarkan pemimpin dari golongan kita atau yang kita percayai mempunyai wibawa sebagai pemimpin hingga kejenjang kursi kepresidenan.
Kita bentuk pula komite khusus yang bertanggung jawab melobi anggota kongres Negara dengan nama “Lembaga Negara Bidang Kerakyatan”. Dengan melalui kepemimpinan orang-orang kita dan sistem organisasi yang cermat dan penuh trik rahasia, kita kembangkan cabang kelompok kita ke seluruh penjuru Negara, hingga jutaan warga berkumpul dalam organisasi tersebut. Kita bentuk lagi organisasi pemberantas penentang kita yang memiliki dinas spionase yang tersebar di seluruh instansi, baik yang resmi ataupun swasta. Dengannya kita dapat mengawasi seluruh aktivitas lawan melalui berbagai sarana agar setiap kandidat kita memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan umum.
Kita adakan negosiasi politik dalam pentas politik dengan para pemimpin-pemimpin partai. Dengan modal berbagai media massa sebagai sarana kampanye dan tawaran bantuan dana yang kita punyai, hasil negosiasi itu akan menghasilkan dukungan partai terhadap problematika mereka. Kita tawarkan lagi tambahan suara pemilih dari warga-warga kita. Mereka pasti akan menerima, karena jika tidak menerimanya mereka akan tenggelam. Dan selanjutnya dengan gencar kita kampanyekan kandidat-kandidat itu ke masyarakat luas guna menambah suara pendukung, Tak segan kita juga akan turun langsung ke jalan-jalan. Akhirnya presiden yang terpilih akan selalu mengarahkan kebijaksanaannya pada kepentingan kita. Dalam praktik pemerintahannya, setiap presiden akan berkonsultasi dengan Dewan Senat kita. Karena keanggotaan Dewan Senat mayoritas adalah orang-orang kita.
Kita mata-matai kehidupan pribadi pejabat hitamk dan berbagai skandalnya. Skandal pribadi yang berhasil kita kumpulkan, kita jadikan bahan pengancam anggota dewan yang mulai menunjukkan ketidaksetiaan terhadap Negara (melakukan KKN). Jika anggota dewan tidak mengindahkan, kita publikasikan-nya melalui berbagai media massa. Karir politik anggota dewan yang "membandel" itu akhirnya hancur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar