Halaman

Senin, 20 Juni 2011

Fitnah

FITNAH

Fitnah adalah senjata yang paling ampuh yang dimiliki kaum Dajal zionis untuk menghancurkan umat Islam. Berapa banyak korban tersungkur karena tajamnya senjata fitnah yang "melahap" umat Islam yang sedang lengah. Berapa banyak diantara umat Islam maupun umat agama lainnya yang terkena "racun berbisa" dari fitnah yang dilontarkan oleh para kafir zionis ini. Bila ada satu figur yang dengan ikhlas mengorbankan seluruh hidupnya untuk agama dan mau mengambil risiko untuk kejayaan umatnya, maka tantangan berat yang dia hadapi bukanlah musuh yang ingin menghancurkan agamanya, melainkan justru dari sesama bahkan kawan sendiri. Mereka menusuk dari belakang dan mencemooh dari jauh. Mengulasnya seakan-akan dia tahu persis dengan tokoh mujahid tersebut.
Orang-orang yang dengan bangga menepuk dada dan menganalisis sang mujahid tersebut, tidak lain adalah seorang yang paling hina di muka bumi. Bahkan, Al-Qur'an mengibaratkannya sebagai seorang "kanibal" yang memakan bangkai daging sesama saudaranya sendiri. Kaum kafir zionis sangat tahu bahwa banyak diantara para juru dakwah agama telah menjadi pengikutnya yang setia, yaitu dengan cara menyebarkan fitnah yang dihembuskan dari kantong-kantong konspirasi kafir zionis.
Untuk memporak-porandakan persatuan bangsa, para pemfitnah tampil sebagai provokator yang mencoba mengipas kebencian dan dendam, sehingga konflik diantara sesama bangsa tersebut tercabik-cabik. Dan ketika mereka yang bersengketa lelah berperang, maka zionisme pun datang bagaikan "juru selamat". Sambil menawarkan jasa perdamaian, dia menginjak martabat bangsa sendiri.
Untuk menghancurkan kekuatan umat Islam, sebagian umat Islam yang lemah imannya --yang telah terpengaruh oleh zionis-- mengembangkan cerita-cerita bohong, tanpa sedikit pun rasa bersalah karena tidak melakukan tabayun (penjelasan/verifikasi data) dengan orang yang menjadi objek fitnahannya. Di satu pihak bertambah pedih luka hati sang mujahid, di lain pihak merambahlah kenikmatan diri sang pemfitnah.
Boleh jadi, kita menyaksikan adegan sadis seseorang yang dibunuh di luar batas kemanusiaan, tetapi juru fitnah jauh lebih sadis dari pembunuh tersebut. Sebab itulah, umat Islam yang di dadanya bersemayam iman, niscaya menundukkan dirinya, setiap mendengar berita yang menghasut dan menjelekkan sesama saudaranya. Mengapa demikian? Karena dia tidak ingin memakan bangkai sesama saudaranya sendiri. Karena dia tidak ingin pula menjadi pembunuh sadis yang membunuh tidak dengan pedang, melainkan menyayat-nyayat hati yang luka, apalagi sesama saudaranya yang difitnah.
Oleh karena itu, seorang muslim sejati tidak pernah gampang terkena provokasi setan dan fitnah al Masih ad-Dajal, yaitu para penipu yang menampakkan wajah suci, atau para penipu yang mengatasnamakan Imam Mahdi atau Almasih, padahal di balik dadanya ada kebencian yang lebih besar dari apa yang diucapkannya. Hal itu sebagaimana firman Allah SWT:
"... dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi...." (Ali Imran: 118)

"Dan diantara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penentang yang paling keras." (al-Baqarah: 204 ).
Oleh karena itu, seorang yang berpihak kepada agama Allah dan Rasul-Nya, ia akan menutup telinganya dari berita fitnah; mengunci mulutnya dari analisis berita bohong. Bahkan, dia tampil membela sesama saudaranya yang difitnah.
Kejantanan seperti apa yang disebut jantan, apabila membiarkan sesama saudara dicerca dan difitnah, tapi tidak membela saudaranya tersebut. Mudah-mudahan, kita dijauhi dari fitnah keji dan tawar-tawaran licik al Masih ad-Dajal. Persatuan tercerai berai. Persaudaraan porak poranda. Perseteruan semakin menyeteru, mengharu biru kenelangsaan semakin membucah resah, menebar gelisah. Bukan karena tajamnya pisau, melainkan karena tajamnya lidah sang juru fitnah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar