Halaman

Senin, 20 Juni 2011

Ilmu

ILMU

K
alau kita berbicara tentang usaha, impian, dan sebagainya. Apakah ada teori yang pasti tentang semua itu? Pastinya tidak ada. Namun teori yang mendekati kepastian mungkin ada. Yaitu kekuatan. Semua tergantung pada kekuatan. Kita harus mempunyai kekuatan jika ingin mendapatkan segala sesuatu. Maksudnya, di sini, di zaman yang sudah serba milenium ini, hukum rimba masih berlaku. Yang kuat lah yang menang; yang kuat lah yang mendapatkan segala kesempatan. Jika orang itu lemah, ia akan ketinggalan segalanya, bahkan kesempatan. Karena dunia ini adalah realitas dunia nyata, bukanlah relaitas dalam komik, dimana yang kuatlah yang menang. Meskipun mereka jahat, tapi dunialah yang lebih dekat dengan mereka.
Tapi, kekuatan juga mengikuti perkembangan zaman. Di masa lampau, ketika manusia masih hidup di gua, kekuatan fisik menjadi kekuatan dominan. Orang yang paling kuat secara fisik lah yang berkuasa; orang yang paling tangkas berkelahi lah yang paling ditakuti.
Di zaman itu, orang yang bertubuh besar dan perkasa mempunyai kekuatan lebih dari orang yang lemah. Oleh karena itu, di sini hukum rimba berjalan sempurna. Mereka dapat merampas harta milik orang yang lebih lemah, membunuh, dan memaksakan kehendak sesuka hati. Kemudian, tibalah zaman di mana yang terkuat lah yang menjadi raja, di mana semua orang harus tunduk kepadanya. Saya menyebut zaman ini sebagai zaman 'Raja-raja'. Di sini, kekuatan akhirnya berubah arti. Manusia tidak perlu lagi kuat secara fisik untuk mempunyai kekuatan yang diperlukan untuk berkuasa. Di zaman ini, siapa pun yang memegang takhta bisa disebut memegang kekuatan. ]ika manusia dilahirkan menurut garis takhta yang tepat, manusia itu mempunyai kekuatan yang luar biasa. la lahir sebagai keturunan raja, dan kekuatan itu mampu membuatnya berkuasa di segala bidang, termasuk untuk mencabut nyawa seseorang.
Di sini, kekuatan menjadi hal yang bersifat nasib, di mana jika seseorang terlahir sebagai keturunan budak, ia tidak mempunyai kekuatan apa pun. Kekuatan raja tidak terbatas. la memiliki modal yang ditakuti rakyatnya, yang didapatnya karena ia lahir di saat dan dalam silsilah yang tepat. Begitu pula sebaliknya dengan para budak yang lahir dengan silsilah budak. Di zaman ini, saya melihat terjadinya sebuah masalah sosial yang paling menyedihkan di sepanjang sejarah manusia—ketidakadilan yang terjadi tanpa manusia mampu mengubahnya.
Namun, zaman berubah, dan kekuatan raja pun menjadi ketinggalan zaman. Manusia kemudian memasuki zaman di mana orang yang memiliki uang dan alat produksi menjadi mempunyai kekuatan yang luar biasa. Di sini orang kaya berkuasa. Tidak ada yang dapat melarang karena uang dapat membeli segalanya. Orang yang memiliki uang berlimpah juga mempunyai kekuatan luar biasa yang dapat menaklukkan lingkungan di sekitarnya, bahkan orang yang pangkatnya lebih tinggi. Peringkat keturunan tidak lagi diperhitungkan. Dunia sudah mulai masuk ke alam yang lebih demokratis karena kekayaan lebih dapat dicari dibandingkan lahir dalam silsilah yang tepat.

Namun, masalah sosial tetap terjadi karena orang yang lahir dalam silsilah "kaya" akan menikmati kekuatan yang diwariskan oleh pendahulunya. Tapi semua itu sekarang tidak lagi terjadi sekarang. Kekuatan dapat dicari oleh siapa pun. Kita sudah memasuki tahap yang lebih sempurna di bidang 'kekuatan'.
“Apa itu?”
Di zaman ini, takhta, uang, dan segala hal yang bersifat fisik tidak lagi menjadi kekuatan mutlak. Orang kaya bisa kalah melawan orang tidak berpunya, sedangkan orang yang lahir dengan silsilah keluarga yang baik dapat dikalahkan oleh orang yang lahir dengan silsilah rendahan!
“Mengapa?
Karena sumber kekuatan di zaman ini sudah berubah. Tahukah Anda apa sumber kekuatan di zaman ini?”
Pengetahuan!
Pengetahuan menjadi sumber kekuatan yang luar biasa. Orang yang memiliki pengetahuan luas dan bermakna akan menjadi orang yang mempunyai kekuatan, bukan demikian dengan orang yang berpengetahuan sempit! Siapa pun dapat berhasil asalkan memiliki pengetahuan yang diperlukan. Dan, itu berarti siapa pun dan di mana pun orang itu berada, ia dapat mempunyai kekutan yang bisa diraih dengan usahanya sendiri. la tidak lagi tergantungpada nasib dan silsilah keturunannya. Bagus, bukan? Siapa pun, termasuk anak tukang becak miskin, memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan sesuatu, jika ia mempunyai pengetahuan yang baik.
Betapa indahnya! Pengetahuan dapat dicapai dan dipelajari di mana pun dan oleh siapa pun! Kita memasuki zaman di mana orang pandai akan berkesempatan besar untuk berhasil. Bukan berarti kita semua harus bersekolah tinggi supaya berhasil.
Sekali lagi bukan, bukan sekolah!
Pengetahuan lah yang berkembang. Sekolah memang bagus untuk memberikan dasar pengetahuan, namun tidak memberikan pengetahuan yang berlaku di masyarakat. Maksud saya adalah pengetahuan yang mengikuti trend.
Ilmu baku tidak akan banyak menolong. Kita sebagai umat Islam harus bergerak secepat angin untuk mengikuti tren di masyarakat. Jika sekarang zaman Internet, umat Islam juga harus pelajari apa itu Internet; jika sekarang zaman politik, umat Islam juga harus pelajari apa itu politik, dan umat Islam harus ambil yang paling menarik, yang menurut kita dapat dipelajari dengan penuh kesungguhan. Lalu, ikuti perkembangannya! Itu lah yang sayamaksud dengan pengetahuan yang berkembang, dan bukan yang berjalan di tempat!
“Tapi dari mana kita dapat dengan mudah memperoleh itu semua?
Pengetahuan yang berkembang juga butuh biaya, bukan?”
Dari kemauan!
Tidak ada yang tidak mungkin! Hmm, dewasa ini, pengetahuan ibarat tercecer di segala tempat, kamu tinggal mengambilnya saja!

“Dari mana?”
Buku banyak tersedia di perpustakaan. Bahkan, ada juga perpustakaan nasional yang biaya pendaftarannya sangat murah. Buku sangatlah padat pengetahuan. Surat kabar, walaupun bekas bungkus kacang, juga berisi pengetahuan! Kalau Anda memang orang mampu, lihatlah sekitar Anda, pergilah ke toko buku. Di sana ada banyak sekali buku yang dapat mengubah hidup Anda! Tersusun di rak-rak! Video, disket, dan sejenisnya juga ada. Jika Anda pergi ke toko buku, jangan hanya membeli novel. Ambillah sesuatu yang belum pernah Anda ketahui! Pelajari hal baru dan berkembanglah!
Seperti buku itu.
Semudah itu! Namun masih ada satu hal. Tindakan dan kemauan yang kuat dalam pelaksanaan sebuah keinginan juga sangat penting untuk dapat meraih impian! Kemauan merupakan sumber kekuatan. Oleh karena itu, dengan menggabungkan pengetahuan dan kemauan disertai tindakan, akan dihasilkan kesempatan luar biasa bagi kita untuk berhasil.
Namun tak semua isi dari sebuah buku yang banyak beredar dimasyarakat itu memiliki arti. Maksud saya, di dalam buku, penulis tidak membicarakan sesuatu secara mendetail dan terfokus. Semuanya masih konsep yang luas, dan konsep yang luas dapat diartikan secara luas pula. Dan terkadang itu tidak bersifat universal dan mendalam, sulit dicerna.
Namun bukan berarti tidak bisa dimengerti? Tapi tergantung dari Anda yang menggunakannya. Jika Anda masih murni, mungkin akan berguna, namun jika Anda sudah terisi, mungkin akan menjadi tidak ada artinya lagi.
Contohnya, "Ada seorang petualang yang kerjanya menimba ilmu ke seluruh pelosok dunia. la mengumpulkan berbagai ilmu dan menerapkannya dalam kehidupan, sehingga ia akhirnya memiliki pandangannya sendiri tentang segala sesuatu. Rangkuman ilmu itu menghasilkan sebuah ilmu baru yang menjadi ciri khas berpikirnya. Suatu saat, orang ini bertemu seorang guru, la berbicara banyak dan membandingkan teori teorinya dengan teori yang didengarnya dari guru itu.
Menurutnya, teori guru itu bertentangan dengan teorinya, dan ia pun mendebatnya dengan seluruh keahlian dan keyakinannya.
Guru itu diam dan tidak mendebatnya kembali, namun dengan perlahan ia mengambil teko teh dan menuangkan isinya ke cangkir orang itu. Masalahnya, cangkir itu masih penuh karena belum diminum sama sekali. Namun, guru itu tetap menuangkannya hingga teh itu tumpah ke mana-mana.
Orang itu terkejut melihat teh yang tetap dituang walaupun sudah tumpah. la meminta sang guru untuk berhenti menuang ke cangkirnya yang sudah penuh.
Guru itu pun berkata, ‘Cangkir ini sama denganmu, Anak Muda. Kalau kita tidak mengosongkannya terlebih dahulu, kita tidak bisa menikmati teh yang baru. Artinya, kalau kita tidak terlebih dahulu mengosongkan segala sesuatu yang selama ini kita yakini, kita tidak bisa mempelajari hal baru."
Terkadang kita ingin sekali mempelajari dan bertanya tentang hal baru, namun kita mendebatnya
dengan berbagai alasan, yang menurut kita masuk akal dan benar... menurut persepsi kita!

Kalau begitu, kita sebagai umat Islam tidak akan bisa berkembang. Dalam mempelajari sesuatu dari sebuah buku, kita harus terlebih dahulu melupakan apa yang sudah kita yakini. Kita harus memasukkan sesuatu yang baru itu bukan untuk menjadikannya bahan perdebatan, melainkan menjadikannya bahan perbandingan yang harus sama dihargai.
Kembali ke pembicaraan, dalam sebuah buku yang banyak beredar dimasyarakat itu akan berpulang pada Anda. Kalau memang Anda menikmatinya dengan pikiran terbuka, mungkin semua ini akan menarik dan berguna. Namun kalau Anda menikmatinya dengan perdebatan, maka masalah baru akan tercipta. Yang tidak berguna.
Yang harus Anda dilakukan adalah memahami dan membandingkan. Jika hal itu tidak masuk ke dalam pola pikir Anda, ambillah ini menjadi sesuatu yang berharga ‘untuk tidak diikuti.’
Karena nasihat yang baik untuk seseorang tidaklah selalu baik untuk orang lain, maka Anda harus cermat. Dan itu tergantung Anda.
"Tergantung apa?"
Persepsi Anda akan sebuah buku. Kalau bagi saya buku adalah hal luar biasa yang digunakan manusia untuk mencari ilmu. Namun buku juga memiliki kelemahan. Terkadang buku dapat menghilangkan kreativitas pembacanya, apalagi jika sipembaca menerima isinya begitu saja.
Sejak kecil, kita dibiasakan, dididik, dan dikondisikan untuk selalu mencari jawaban dari buku. Di sini, buku dianggap sebagai pusat pengeahuan. Menurut saya, buku memang berguna untuk merangsang gagasan, tetapi saya ragu apakah kita dapat memperoleh jawaban penting dari buku. Penulis hanya menjelaskan apa yang dianggapnya benar, dan berguna untuk memancing pembaca agar menilainya, bukan menerimanya bulat-bulat. Tidak semua hal yang baik menurut penulis akan baik untuk pembacanya. Di sini kita harus berhati-hati dalam menelaah dan menerimanya. Banyak sekali buku pengembangan diri yang dijual. Saya akui buku-buku ini memang bagus, namun apakah teori yang diberikan penulis adalah teori universal yang dapat berhasil untuk semua orang? Saya meragukannya.
Jadi apabila hal ini dijadikan buku dan membuat pembacanya memahami serta membuka daya kreativitasnya, hal ini akan sangat berguna. Namun jika pembaca menelannya begitu saja, hal ini akan menjadi tidak ada artinya.
Artinya, buku hanya kita gunakan untuk membangkitkan daya imajinasi, dan harus kita kembangkan sendiri sesuai dengan kepribadian kita. Begitu juga dengan semua ilmu yang selama ini kita pelajari. Ilmu itu harus dimengerti hanya sebagai pembuka jalan, namun tidak dijadikan patokan kaku yang harus diterima dan diterapkan dalam diri kita secara mutlak.
Karena ilmu adalah sesuatu yang tidak pasti dan selalu berkembang sesuai kemajuan pikiran manusia. Ya, tanpa batas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar