Halaman

Senin, 20 Juni 2011

Penyebab Kemunduran Islam part 2

“Diri Anda berbentuk namun karena khayal dengan ketidaktahuan dan kebodohan melakukan dan memupuk karma melalui pikiran pikiran perbuatan dalam masa yang tak terhitung. Selalu membentengi, menyelubungi, melapisi dan menggelapkan ‘hakekat sejati’ hingga menganggap khayal adalah nyata dan nyata adalah khayal.
Anda mencarinya, namun Anda tak tahu apa yang Anda cari, atau mungkin cara untk mendapatkannya. Anda sering merasa bingung, merasa banyak menjumpai kekacauan dan kekalutan batin. Anda diserang oleh bermacam-macam perasaan yang tidak memuaskan atau yang kurang menyenangkan hati Anda. Secara singkat Anda ini tidak mendapatkan ketenangan dan kesejahteraan dalam batin Anda. Kebanyakan dari Anda kemudian menempuh cara yang salah untuk mendapatkannya. Anda cenderung melihat dan mencari di luar diri Anda sendiri. Dalam keluarga anda, dalam pekerjaan Anda, dalam pergaulan Anda, dan lingkungan Anda. Akibatnya, dunia ini merupakan sumber semua kegelisahan.
Namun gerakan manusia semakin cepat. Aktifitasnya telah dikontrol oleh agenda yang senantiasa dibawa serta. Mereka selalu merasa diburu waktu seakan 24 jam tidaklah cukup. Mereka telah disibukkan oleh rutinitas yang harus dilakukan demi menyambung hidup tanpa mengesampingkan hal lain. Hanya terfokus pada pekerjaannya. Anda terlalaikan.
Semuanya menjadi tak begitu normal. Anda merasa teganggu dengan kejadian atau benda benda. Anda tak bisa melihat dengan apa adanya. Dan Anda tak ingin seperti ini terus, Anda ingin merubahnya. Andaberanggapan kalau dapat merubah keadaan ini, Anda akan menjadi tenang dan bahagia. Namun sekali lagi Anda tak dengan jelas melihat jalan keluarnya, atau ‘caranya’.
Anda berpikir, tapi prose itu menyita sebagian besar waktu Anda. Waktu berlalu begitu cepat. Anda menjadi budak pikiran yang mengembara tak tentu. Kadang kadang Anda membuat keputusan akhir yang berhubungan dengannya. Namun keputusan itu tersembunyi lagi pertanyaan pertanyaan baru. Tersembunyi dalam jalur jalur seperti labirin, jalur yang jauh menjalar jalar, jalur yang tak dikenal dilokus lokus antah berantah, tiada berujung. Menyeret Anda masuk sendirian mengarungi jalur pertanyaan ini. Penuh kegaduhan dan Anda mengutuki diri sendiri sepanjang malam.
Berdiri melihat sesuatu yang tak diketahui didalam gelap itu. Tanpa teman yang sama sama terperangkap. Anda berteriak putus asa memohon pengertian. Anda sangat takut akan kegelapan yang mengepung, dan Anda. menderita dalam batas lingkaran cahaya disekitar Anda itu.
Entah mengapa ditempat yang jauh, entah dimana, tak ada bintang yang dapat dipercaya. Tak ada cahaya penuntun untuk tahu harus kemana. Anda marah, “Kapankah keadaan ini berlalu?” Pencarian jawaban memakan waktu yang tak sedikit. Disaat ini Anda benar benar gelisah. Anda takut dan susah hati menjalani hidup yang ini ini saja.”
Memang tulisan diatas belum cukup menggambarkan pergumulan Anda selama mengembara ke dalam diri untuk mencoba menemukan arti “kesempurnaan” dalam hidup ini. Dan saya yakin, hampir sebagian besar apa yang Anda rasakan seperti itu bukan? Namun jangan khawatir, apa yang Anda alami ini adalah hal wajar dialami manusia, bahkan mungkin sampai saat kematian menghampiri. Kegelisahan dan kesedihan seperti itu merupakan suatu kejahatan kembar. Mereka datang secara beriringan dan bergandengan. Mereka hidup bersama sama didunia ini. Jika Anda merasa gelisah, Anda juga akan merasa sedih. Begitupun sebaliknya.
Kejahatan tersebut sebenarnya tercipta oleh Anda sendiri. Anda ciptakan mereka didalam pikiran Anda melalui ketidakmampuan ataupun kegagalan untuk mengerti bahwa perasaan ke’AKU’an dan khayalan yang melambung serta kesalahan dalam menilai setiap benda.
Sekali kali bukan gangguan dari benda benda, melainkan dari pikiran yang berhubungan dengan kebendaan. Hanya jika kita dapat melihat kejadian/benda dengan apa adanya, jika kita dapat menanggalkan ke’AKU’an dan menyadari bahwa ke’AKU’an merupakan khayalan liar yang membawa kekacauan dalam pikiran yang tak terlatih, maka kita dapat melihat bahwa tak ada yang abadi didunia ini.
Masalah akan berlalu seperti cepatnya ketidaktahuan Anda. Apa yang menyebabkan Anda menetaskan air mata hari ini, akan segera terlupakan; Anda mungkin mengingat bahwa Anda pernah menangis, tetapi Anda tidak akan mengingat apa yang Anda tangisi! Sebagaimana kita tumbuh menjadi dewasa dan menjalani kehidupan, jika kita ingat hal ini, kita akan selalu menjadi heran apabila kita berbaring pada malam hari memikirkan hal-hal yang mengecewakan kita yang terjadi selama sehari, atau bagaimana kita menaruh dendam terhadap seseorang dan terus membiarkan pikiran-pikiran yang sama timbul di dalam pikiran kita, tentang bagaimana ita akan membalas orang yang telah merugikan kita. Kita mungkin menjadi marah terhadap esuatu, tetapi kemudian bertanya-tanya dan merasa heran, apakah sebenarnya yang menyebabkan kita begitu marah.
Apabila kita telah berhasil menghentikannya dan mulai berpikir tentang hal lain yang bermanfaat, maka kita akan menyadari betapa waktu dan tenaga kita terbuang sia-sia karenanya, dan betapa kita dengan sengaja telah menyebabkan ketidakbahagiaan. Apa pun kesulitan kita, bagaimana pun beratnya kesulitan yang timbul, semuanya akan dapat diselesaikan. Tetapi sebelumnya tentu saja harus ada usaha untuk melindungi diri kita agar tidak terjadi kesulitan-kesulitan tersebut lagi. Mengapa kita membiarkan orang-orang dan kesulitan-kesulitan menguras tenaga kita dan membuat diri kita tidak bahagia? Tentu saja jawabnya adalah bahwa bukan mereka yang berbuat demikian, melainkan kita sendirilah yang membuat diri kita tidak berbahagia.








Pikiran

Harus disadari bahwa ada cara untuk menghadapi masalah-masalah dan kesulitan-kesulitan tersebut, dengan kata lain, masalah-masalah dan kesulitan-kesulitan tersebut pasti ada akhirnya, yang ditemukan dengan cara mencapai kebebasan dengan membasmi semua bentuk keragu-raguan dan kebodohan dalam pikiran Anda Semua mahluk hidup yang memiliki kesadaran (bahkan yang terkecil sekalipun) memiliki tiga karakter dasar yaitu tubuh, ucapan dan pikiran. Tubuh adalah bagian fisik yang terus berubah. Ucapan mengacu pada semua jenis komunikasi dalam bentuk suara, kata-kata, gerakan, dan ekspresi wajah. Pikiran lebih sulit dijelaskan karena pikiran bukan sebuah benda yang bisa kita tunjuk seperti tubuh dan ucapan.
Pikiran tidak memiliki lokasi spesifik, bentuk, warna atau kualitas-kualitas lain yang nyata. Lebih mudah mengatakan bahwa pikiran itu tidak ada. Tetapi secara sadar ataupun tidak sadar, kita berpikir dan merasa. Kita menderita ketika punggung kita sakit, kita bisa merasa sedih dan gembira. Jadi, tidak bisa dikatakan bahwa pikiran itu tidak ada. Meskipun kita tidak bisa melihatnya, pikiran selalu hadir dan aktif.
Jadi bilamana Anda mencari keburukan, tak akan sulit bagi Anda untuk menemukannya. Dan apabila Anda mencari keindahan, juga pasti akan Anda temukan. “Mengapa?” Itu karena pikirkan adalah (sensasi pancaran) yang diungkapakan dengan kata kata. Pikiran adalah respon dari ingatan, kata, pengalaman, gambaran (image). Pikiran selalu cepat berlalu, selalu berubah, tak kekal dan mencari kekekalan. Maka pikiran menciptakan Anda, yang kemudian menjadi “kekal”. Ia mengambil peran sebagai penyensor, penuntun, pengendali, pencetak pikiran. Entitas kekal yang merupakan ilusi ilusi ini adalah produk pikiran, produk yang cepat berlalu. Entitas ini adalah pikiran, dan tanpa pikiran ini ia tak ada.
Anda terdiri dari kualitas kualitas. Kualitas kualitas ini adalah nyata, dan tak dapat dipisahkan dari Anda. Anda adalah yang dikendalikan. Anda sekedar memainkan permainan yang menipu Anda sendiri. Sampai yang palsu terlihat sebagai yang ‘benar benar’ palsu. Tak ada kebenaran lagi. Itulah saat masalah tercipta.
Sedikit dari Rahasia
Saat ini boleh dikata ummat Islam adalah ummat yang paling tertinggal dibanding ummat-ummat beragama lainnya. Israel meski berjumlah hanya 40 juta, namun menguasai ekonomi dan politik dunia.
Ummat Nasrani di Eropa, Australia, AS, sangat maju di bidang teknologi. Mereka mampu membuat mobil, kapal selam, kapal induk yang mampu memuat ratusan kapal terbang, rudal antar benua, pesawat ulang alik yang mengelilingi bumi, bahkan bisa membuat pesawat ruang angkasa yang bisa melaju jauh hingga melewati planet Saturnus.
Namun sekarang?
Ummat Islam boleh dikata ummat yang paling miskin, paling bodoh, dan paling suka bertengkar dengan sesama.
Mengapa?
Mereka berada di ban berjalan tanpa daya, karena sebuah rahasia tersembunyi dari mereka. Bahkan sebagian dari mereka menyembunyikannya. Persepsi tentang pikiran oleh kalangan umat Islam telah salah. Itu diperjelas oleh Al-Ghazali yang mengatakan bahwa akal bukanlah sesuatu yang tinggi nilainya. Menurut beliau, adalah al-dzauq dan ma’rifat sufilah yang justru akan membawa seseorang kepada kebenaran yang meyakinkan. Pemikiran Al-Ghazali ini, sangat mempengaruhi dunia islam saat itu. Buku dan pengaruh Al-Ghazali inilah yang membuat islam terpuruk dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan sampai hari ini.
Saya tak tahu apakah beliau itu lupa atau tak tahu bahwa pikiran memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Padahal dalam kitab Qur’an (kitab umat islam) kata akal (‘aql) disebut 49 kali didalam 28 surah: 31 kali dalah surah makiyah dan 18 dalam surah madaniyah.
Akal memiliki arti yang sangat padat dalam Qur’an. Seperti yang saya katakan diatas itu, dalam perbendaharaan kata umat islam, “akal memiliki kedudukan yang sangat tinggi”. Sehingga bila umat Islam sampai tidak memiliki akal akan dianggap tidak laik untuk beribadah. Dari segi ibadah, ia sangat erat kaitannya dengan kesadaran. Menurut Qurais Shihab, Qur’an menggunakan kata itu untuk “sesuatu yang mengikat atau menghalangi seseorang terjerumus ke dalam kesalahan atau dosa”. Dengan menelusuri ayat yang menggunakan akar kata ‘aql, sesuatu dalam konteks di atas dapat dimaknai: Daya untuk memahami sesuatu.
Jika saja umat Islam memahaminya, mungkin akan lain jadinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar