Halaman

Sabtu, 23 Januari 2010

BUKU

BUKU
Menurut Anda, apakah isi dari sebuah buku yang banyak beredar dimasyarakat itu akan memiliki arti? Aku menjawabnya, “mungkin ya, mungkin tidak.” Maksudku, di dalam buku, penulis tidak membicarakan sesuatu secara mendetail dan terfokus. Semuanya masih konsep yang luas, dan konsep yang luas dapat diartikan secara luas pula. Dan terkadang itu tidak bersifat universal dan mendalam, sulit dicerna.
Namun bukan berarti tidak bisa dimengerti? Tapi tergantung dari Anda yang menggunakannya. Jika Anda masih murni, mungkin akan berguna, namun jika Anda sudah terisi, mungkin akan menjadi tidak ada artinya lagi.
Contohnya, "Ada seorang petualang yang kerjanya menimba ilmu ke seluruh pelosok dunia. la mengumpulkan berbagai ilmu dan menerapkannya dalam kehidupan, sehingga ia akhirnya memiliki pandangannya sendiri tentang segala sesuatu. Rangkuman ilmu itu menghasilkan sebuah ilmu baru yang menjadi ciri khas berpikirnya. Suatu saat, orang ini bertemu seorang guru, la berbicara banyak dan membandingkan teoriteorinya dengan teori yang didengarnya dari guru itu.
Menurutnya, teori guru itu bertentangan dengan teorinya, dan ia pun mendebatnya dengan seluruh keahlian dan keyakinannya.
Guru itu diam dan tidak mendebatnya kembali, namun dengan perlahan ia mengambil teko teh dan menuangkan isinya ke cangkir orang itu. Masalahnya, cangkir itu masih penuh karena belum diminum sama sekali. Namun, guru itu tetap menuangkannya hingga teh itu tumpah ke mana-mana.
Orang itu terkejut melihat teh yang tetap dituang walaupun sudah tumpah. la meminta sang guru untuk berhenti menuang ke cangkirnya yang sudah penuh.
Guru itu pun berkata, ‘Cangkir ini sama denganmu, Anak Muda. Kalau kita tidak mengosongkannya terlebih dahulu, kita tidak bisa menikmati teh yang baru. Artinya, kalau kitatidak terlebih dahulu mengosongkan segala sesuatu yang selama ini kita yakini, kita tidak bisa mempelajari hal baru."
Terkadang manusia ingin sekali mempelajari dan bertanya tentang hal baru, namun mereka mendebatnya dengan berbagai alasan, yang menurut mereka masuk akal dan benar... menurut persepsinya!
Kalau begitu, manusia tidak bisa berkembang. Dalam mempelajari sesuatu dari sebuah buku, manusia harus terlebih dahulu melupakan apa yang sudah diyakininya. Manusia harus memasukkan sesuatu yang baru itu bukan untuk menjadikannya bahan perdebatan, melainkan menjadikannya bahan perbandingan yang harus sama dihargai.
Kembali ke pertanyaan pembicaraan dalam sebuah buku yang banyak beredar dimasyarakat itu akan berpulang pada Anda. Kalau memang Anda menikmatinya dengan pikiran terbuka, mungkin semua ini akan menarik dan berguna. Namun kalau Anda menikmatinya dengan perdebatan, maka masalah baru akan tercipta.
Yang tidak berguna.
Yang harus Anda dilakukan adalah memahami dan membandingkan. Jika hal itu tidak masuk ke dalam pola pikir Anda, ambillah ini menjadi sesuatu yang berharga ‘untuk tidak diikuti.’
Karena nasihat yang baik untuk seseorang tidaklah selalu baik untuk orang lain, maka Anda harus cermat. Dan itu tergantung Anda.
"Tergantung apa?"
Persepsi Anda akan sebuah buku. Kalau bagiku buku adalah hal luar biasa yangdigunakan manusia untuk mencari ilmu. Namun buku juga memiliki kelemahan. Terkadang buku dapat menghilangkan kreativitas pembacanya, apalagi jika sipembaca menerima isinya begitu saja.
Sejak kecil, kita dibiasakan, dididik, dan dikondisikan untuk selalu mencari jawaban dari buku. Di sini, buku dianggap sebagai pusat pengeahuan. Menurutku, buku memang berguna untung merangsang gagasan, tetapi aku ragu apakah kita dapat memperoleh jawaban penting dari buku. Penulis hanya menjelaskan apa yang dianggapnya benar, dan berguna untuk memancing pembaca agar menilainya, bukan menerimanya buiat-bulat. Tidak semua hal yang baik menurut penulis akan baik untuk pembacanya. Di sini kita harus berhati-hati dalam menelaah dan menerimanya. Banyak sekali buku pengembangan diri yang dijual. Aku akui buku-buku ini memang bagus, namun apakah teori yang diberikan penulis adalah teori universal yang dapat berhasil untuk semua orang? Aku meragukannya.
Jadi apabila hal ini dijadikan buku dan membuat pembacanya memahami serta membuka daya kreativitasnya, hal ini akan sangat berguna. Namun jika pembaca menelannya begitu saja, hal ini akan menjadi tidak ada artinya.
Artinya, buku hanya kita gunakan untuk membangkitkan daya imajinasi, dan harus kita kembangkan sendiri sesuai dengan kepribadian kita. Begitu juga dengan semua ilmu yang selama ini kita pelajari. Ilmu itu harus dimengerti hanya sebagai pembuka jalan, namun tidak dijadikan patokan kaku yang harus diterima dan diterapkan dalam diri kita secara mutlak.
Karena ilmu adalah sesuatu yang tidak pasti dan selalu berkembang sesuai kemajuan pikiran manusia. Tanpa batas, Ya, tanpa batas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar