Halaman

Sabtu, 23 Januari 2010

DEPOTISME

DEPOTISME

Sebelumnya, harus diperhatikan bahwa manusia yang bernaluri buruk jauh lebih banyak jumlahnya daripada manusia yang bernaluri baik. Betapa suatu negara menghabiskan tenaganya sendiri dengan kegoncangannya sendiri, betapa perselisihan-perselisihan intern menggiringnya ke bawah kekuasaan musuh dari luar dalam keadaan apa pun dapat diperhitungkan suatu kerugian yang tak dapat diganti/diperbaiki lagi.
Adalah perbuatan jahat tanpa dasar dari pihak pemerintahan mafia itu yang melata dengan perut menunjukan kekuatan, tanpa ampun terhadap yang lemah (rakyat), tanpa belas kasihan kepada yang bersalah dan cenderung berbuat kejahatan, tak mampu menahan pertentangan-pertentangan yang dilahirkan system masyarakat yang bebas.
Dari diktator perdamentri (seperi Bismark) hari ini para rakyat menderita dengan penuh kesabaran dan menahan (memikul) semacam penyalahgunaan hak (kekuasaan) sekurang-kurangnya mereka yang dikepalai pemimpin sekarang ini.
Apakah yang mengendalikan merekaitu? Apakah yang membantu memimpin/membimbing mereka selama ini? Dan karena itu hasil yang amat baik diperoleh dalam memerintah mereka itu bukan hanya dengan metode diskusi akademis saja, namun dengan melalui metode kepatuhan mutlak pada pemimpin.
Apakah bentuk pemerintahan administratip yang dapat di berikan kepada masyarakat yang di dalamnya korupsi telah merembes di mana-mana, dimana kekayaan hanya diperoleh dengan taktik tipu daya setengah tipuan yang licik menakjubkan; di mana kelonggaran kendali; di mana moralitas dijaga dengan ukuran-ukuran hukuman dan undang-undang yang lalim bukan dengan prinsip-prinsip yang diterima dengan suka rela; di mana perasaan cinta kepada agama dan negri di basmi oleh keyakinan cosmopolitan/ humanisme?
Apakah bentuk pemerintahan yang akan diberikan kepada masyarakat-masyarakat ini jika bukan despotisme yang akan saya jelaskan nanti? Kita akan menciptakan suatu sentralisasi pemerintahan yang diintensifikasi agar supaya tergenggam dalam tangan kita seluruh kekuatan masyarakat. Kita akan mengatur secara mekanis seluruh tindakan-tindakan kehidupan politik dari warga negara taklukan kita melalui undang-undang baru. Undang-undang ini akan menarik satu demi satu seluruh kesenangan dan kebebasan yang dulu telah dibenarkan , dan kerajaan kita akan dikenal sebagai suatu despotisme yang berproporsi amat bagus untuk setiap saat dan disetiap tempat dalam suatu posisi untuk menyapu bersih setiap orang yang melawan kita baik dengan perbuatan maupun dengan perkataan.
Pada permulaan struktur masyarakat, rakyat ditundukan oleh kekuatan yang brutal dan buta, kemudiannya oleh hukum yang merupakan kekuatan yang tersembunyi. Saya menarik kesimpulan yaitu oleh hukum alam benar-benar terletak dalam kekuatan. Ingatlah contoh ketika Italia, berhujan darah, tak pernah menjamak sehelai ramputpun dari kepala Sulla yang telah menumpahkan darah itu. Sulla menikmati pertunjukkan kekuatannya di depan mata rakyat, meskipun mereka telah dikoyak-koyaknya, tapi keberaniannya kembali ke Italia membentenginya dengan tak dapat diganggu gugat. Rakyat tidak pernah menyentuhnya yang menghipnotis mereka dengan keberanian dan kekuatan jiwanya.
Adalah hanya dengan suatu perintah yang despotic (mutlak) perencanaan-perencanaan kita dapat dilaksanakan dengan seksama secara luas dan terang dengan sedemikian cara untuk mendistribusikan keseluruhan itu dengan tepat di antara beberapa bagian mesin-mesin Negara. Dari konklusi ini tak dapat dihindarkan mau tak mau bahwa pemerintahan yang memuaskan bagi negeri manapun adalah pemerintahan yang berkonsentrasi pada tangan satu orang yang bertanggung-jawab.
Despotisme yang seluruhnya berada di tangan kita, mengulur/menjangkau sampai pada jerami-jeraminya sehingga negri itu harus mengunakannya. Karena jika tidak, akan tenggalam.
Tanpa despotisme (absolutisme) tak ada yang dapat eksis, karena peradapan yang dilanjutkan bukan oleh massa tetapi oleh pemimpin mereka, siapa pun orangnya. Orang yang biadab akan mempertunjukkan kebiadabannya pada setiap kesempatan. Pada saat itu jika mereka memegang kebebasan dalam tanganya, dengan cepat merubah menjadi anarki yang mana di dalam dirinya terdapat tingkat kebiadapan yang sangat tinggi.
Mari kita lari cepat melalui jalan penaklukan yang secara diam-diam tanpa terasa, agar punya hak untuk menetapkan sesuatu hal tanpa menarik perhatian orang lain dan memutuskan hukuman sesuai perbuatannya agar lebih memuaskan di semua pihak, perlu menghasilkan ketaklukan/kepatuhan yang buta. Justru dengan itulah factor kekuatan yang amat besar dalam negara: bukan sekedar untung tapi juga atas nama kewajiban, demi kemenangan, kita akan tetap mengikuti program paksaan akan kepatuhan mutlak dan daya upaya meyakinkan.
Doktrin perhitungan yang seimbang (pas) dengan teliti sekuat cara-cara (alat-alat) yang akan kita gunakan. Karena itu cara-cara itu sendiri tidak melibihi doktrin kekerasan yang kita perlukan untuk menang dan mengiring seluruh pemerintahan ke dalam penundukkan (penaklukan) di bawah Super Gaverment yang kita punya. Cukup bagi mereka untuk tahu bahwa tak ada ampunan bagi semua penghalang sehingga mereka berhenti dan tunduk pada kita.
Tak pernah berhenti untuk berfikir bahwa orang-orang yang kaya baru (kaum bojuis) yang terpilih di antara rakyat untuk menjalankan pemerintahan untuk berpolitik itu buta: Bahwa yang mahir walaupun bodoh masih dapat memerintah, yang tak mahir bahkan jika dia jenius tidak memahami seluk beluk politik adalah sama saja buta - semua hal ini tidak ada yang mempertimbangkannya. Pemerintah dinastilah yang terus menerus memperhatikan hal ini bersandar kepada Bapak (maksudnya raja) mengajarkan pengetahuan masalah-masalah politik kepada putranya sedemikian bijaksana sehingga tidak ada orang lain yang mengetahuinya kecuali anggota-anggota dinasti dan tak ada orang yang dapat mengkhianati. Sedangkan waktu berlangsungnya peranan dinasti tentang penyerahan kedudukan dengan tepat bagi yang berkemampuan mengenai masalah politik lenyap, justru hal inilah yang mendorong suksesnya missi kita.
Kami akan menunjukkan bahwa kemajuan akan menggiring seluruh rakyat kepada kedaulatan akal (pikiran). Despotisme kita akan bekerja dengan seksama; karena mengetahui bagaimana cara kekerasan yang bijak untuk menenangkan semua kegelisahan, untuk membakar habis seluruh lembaga-lembaga Liberalisme.
Setiap Republik menempuh beberapa babakan. Babakan pertama pada hari-hari awal yang diliputi oleh kemurkaan gila oleh rakyat yang telah dibutakan, terombang ambing kesan kemari, ke kanan dan ke kiri. Babakan kedua adalah demagogy daripadanya dilahirkan anarkis, dan akhirnya tak terhindar lagi akan membawanya ke despotisme yang sedikit pun tidak lagi ilegal dan terbuka yaitu despotisme yang bertanggungjawab, namun tak kelihatan dan tersembunyi penuh dengan rahasia, akan tetapi meskipun demikian despotisme yang sangat peka dalam tangan suatu organisasi rahasia atau lainnya, yang tindakkan-tindakkannya lebih sebanyak yang dia lakukan dibelakang tabir, dibelakang punggung-punggung dari segala jenis agen, pergantian di antara mereka tidak hanya tidak mempengaruhi yang merugikan tetapi sesungguhnya membantu angkatan rahasia kita bekerja dengan aman dan selamat, kita bersyukur dengan adanya perubahan-perubahan yang terus-menerus, dari kebutuhan akan pembelanjaan sumber-sumbernya dengan bantuan jasa-jasa jangka panjang.
kita akan jadi sesuatu kekuatan internasional yang tersembunyi, sebab jika diserang oleh beberapa negara kita akan dibantu oleh negara-negara lain. Kita, bahkan tempat tinggal kita pun harus tetap misterius tak dikenal oleh seluruh rakyat. Jika kita akan dikatakan bahwa despotisme seperti yang saya bicarakan itu tidak konsisten dengan kemajuan zaman ini, tapi saya nyatakan kepada kalian yang sebenarnya.
Pada zaman tatkala rakyat memandang raja di atas takhtanya sebagai suatu penjelmaan kehendak Tuhan, mereka tuduk tanpa suatu pertumpahan darah terhadap kekuasaan raja yang mutlak : tapi sejak saat tatkala kita menyelundupkan ke dalam pikiran mereka konsepsi tentang hak-hak asasi mereka sendiri mereka mulai menganggap penempatan mahkota warisan sebagai hal yang biasa fana harus berakhir. Keberkahan Tuhan telah jatuh dari kepala raja pada pandangan rakyat, dan tatkala kita juga membekali mereka dari kepercayaannya terhadap Tuhan kekuatan kekuasaan dicampakan di atas jalan raya ke dalam tempat milik umum dan akhirnya kita ambil.
Ada yang genius dipihak bangsa oposisi yang mau berjuang melawan kita, tapi pendatang baru ini bukan tandingan bagi kita. Kita akan membuat seolah-olah orang yang genius dipihak mereka sudah demikian terlambat datangnya.
Bagaimana caranya?
Seluruh roda permesinan seluruh Negara yang berlangsung dengan kekuatan motor, harus terletak pada tangan kita, dan motor (penggerak) permesinan/ mekanisme negara-negara itu adalah Emas.
Meliputi seluruh Negeri, dan dengan menggunakan hubungan-hubungan dengan yang lainnya, juga di kontinen-kontinen yang lain, kita mesti menciptakan kegaduhan, pertentangan dan permusuhan diantara para mafia-mafia itu. Dalam suasana yang demikian itulah kita akan memperoleh keuntungan berganda. Pertama-tama kita harus mengendalikan seluruh negri, karena itu mereka akan tahu benar bahwa kita punya kekuasaan kapanpun kita mau untuk menciptakan kegoncangan mereka atau untuk memulihkan ketertiban rakyat. Seluruh Negeri harus dibiasakan untuk melihat kita suatu kekuatan yang tak terhindarkan.
Kedua melalui kekuatan yang kita punya, kita akan mengusutkan seluruh benang-benang yang telah terbentangkan ke dalam tubuh cabinet pemerintahan mafia Negara itu dengan menggunakan alat-alat politik, perjanjian-perjanjian ekonomi, atau kewajiban-kewajiban pinjaman. Agar cara ini berhasil kita akan menggunakan muslihat dan penetrasi yang ulung selama mengadakan perjanjian dan persetujuan. Tapi, sebagai pertimbangan-pertimabangan apa yang yang disebut bahasa resmi, kita akan berpegang dengan taktik-taktik yang berlawanan dan berlagak tulus dan luwes. Dalam hal ini rakyat dan pemuda yang telah kita didik akan tetap terus menerima kita sebagai penolong dan juru selamat umat manusia.
Kita harus punyai De facto kita sendiri, agar kita bisa menghapuskan setiap macam peraturan kecuali yang kita punya meskipun de jure dari mafia-mafia itu masih tetap banyak yang baik. Sekarang, jika mereka membangkitkan protes terhadap kita, itu hanya proforma terserah kepada kita, dan dengan pengarahan kita, karena anti KITA tak terhindarkan kepada kita karena management persaudaraan kita kurang (tak ada kompromi dengan para mafia).
Bagi kita, tidak ada perintang yang membatasi lapangan kegiatan kita. Super Gavernment kita hidup dalam kondisi extra legal yang dinyatakan menurut terminology yang diterima umum istilah yang penuh energetik dan kepatuhsn mutlak, yaitu depotisme. Saya berada pada suatu posisi untuk menceritakan kepada kalian dengan kesadaraan yang jelas bahwa pada waktu yang tepat, kita, pembuat undang-undang akan menjalankan keputusan dan hukuman yang pantas, dan kita akan menghukum yang memang bersalah tanpa kasihan; kita, sebagai kepala dari seluruh pasukan kita, didudukan di atas kuda pemimpin.
Kita memerintah dengan kemauan yang dipaksakan, sebab pada tangan kita ada pecahan-pecahan partai yang dahulunya kuat, yang sekarang kita taklukkan. Dan senjata pada tangan kita adalah ambisi tanpa batas, yang membakar tanpa ampun terhadap pemikiran yang menjauhkan dari tujuan.
Kita menggunakan orang-orang kita untuk mengerjakan segala macam opini. Kita kendalikan mereka semua pada tugasnya. Setiap mereka menurut perhitungannya sendiri atau menghanyutkan sampai sisa-sisa kekuasaan yang terakhir, berjuang untuk meruntuhkan susunan-susunan dan nilai-nilai bentukan pemerintah yang disebut para mafia itu. Dengan tindakan-tindakan ini mereka itu akan berada dalam rasa kesiksaan.
Mereka pikir mereka akan berjuang untuk mencapai kesejahteraan seperti yang mereka inginkan, walau mereka juga siap mengorbankan apa saja demi perdamaian mereka sendiri. Tapi kita tidak akan memberinya perdamaian sampai mereka mengetahui dengan terbuka akan Super Government kita yang bersifat internasional dan mereka harus tunduk dengan penuh hidmat.
Kita punya alasan takut akan ikatan persatuan antar kekuatan dari mereka dengan kekuatan yang buta dari kalangan rakyat jelata, untuk itu kita mempersiapkan semua ukuran-ukuran yang perlu untuk menghadapi setiap kemungkinan semacam itu. Di antara kekuatan yang satu dengan kekuatan yang lain dari mereka, kita mesti mendirikan kubu pertahan dalam bentuk saling terror diantra mereka. Dengan jalan ini kekuatan dari kalangan rakyat tetap menopang kita dan kita, dan hanya kita, akan mempersiapkan pemimpin bagi mereka dan tentu saja mengarahkan mereka sepanjang jalan yang menuju ketujuan kita.
Untuk mengamankan ini kita mesti mengajarkan pemilu tanpa membedakan golongan dan kualifikasi (sifat pemilu yang umum) agar dapat menetapkan suara mayoritas absolute, yang tidak mungkin dapat diperoleh dari golongan hartawan dan ilmuan/ intelektual dari kalangan para mafia. Dalam hal ini, kita akan menghancurkan kepentingan kelompok mereka dan menyingkirkan kemungkinan pemikiran perorangan yang membuka rahasia ini, karena rakyat jelata kita pegang, tidak akan membiarkan mereka (yang bukan antek ) menjadi pemimpin bahkan tidak diberikan kesempatan untuk didengarkan pendapatnya sekalipun.
Mesti kita didik rakyat jelata untuk terbiasakan hanya patuh kepada kita dengan penuh ketaatan dan perhatian. Dalam hal ini kita akan menciptakan kekuatan yang sangat tangguh yang tidak akan pernah berada pada suatu posisi untuk bergeser kearah mana saja tanpa bimbingan agen-agen kita yang kita setel sebagai pemimpin-pemimpin rakyat. Rakyat akan tunduk kepada kita sebab mereka tahu bahwa penghasilannya, pemuasan kesukaannya, dan segala macam kebajikan tergantung dari pemimpin-pemimpin kita ini.
Pola pemerintahan yang sudah siap pakai berasal dari satu otak sebab hal itu tidak pernah akan digenggam dengan ketat jika dibenarkan bersibak ke dalam beberapa bagian dalam pemikiran orang banyak.
Tuhan menganugerahi kita, umat pilihannya, hadiah pemencaran (keseluruh muka bumi), dan hal ini rupanya membawa kelemahan kita selanjutnya telah datang seluruh kekuatan yang sedang mengantarkan kita ke pintu gerbang kedaulatan dalam dunia kita nanti. Sekarang tinggal tidak banyak lagi bagi kita untuk membangun pada pondasi yang kita letakkan.
Jika sekarang sudah siap kita akan memiliki sendiri pikiran-pikiran masyarakat sedemikian rupa sehingga mereka semua mendekati memandang peristiwa-peristiwa dunia melalui kaca mata berwarna yang kita pasang di hidungnya agar mereka dapat melihat kebaikan di setiap peristiwa. Jika sekarang sudah siap tidak satu negarapun yang ada penghalangnya bagi kita untuk masuk ke dalam apa yang para mafia namakan rahasia negara; maka betapa posisi kita berada, tatkala kita akan diumumkan tuan dunia yang agung dalam diri raja kita untuk semesta dunia kita.
Tatkala kita berada pada periode depotisme baru yang merupakan transisi ke kedaulatan penuh, kita tidak akan membenarkan pembukaan rahasia sedikitpun oleh perss dalam bentuk kecurangan umum apa pun. Suatu keperluan bahwa depotisme baru itu akan direncanakan untuk sedemikian memuaskan setiap orang dengan sempurna sehingga kejahatan lenyap. Kasus dari manifestasi kejahatan akan tetap dikenal hanya oleh korbannya dan yang sempat menyaksikan-tidak lebih.
Tatkala kita memasuki kerajaan kita, kita tak akan sudi adanya agama manapun yang lain kecuali agama yang bertauhid hanya kepada Tuhan Yang Esa. Kepadanyalah kita begantung dengan kedudukan kita sebagai manusia pilihan dan dengan perantaraan-Nya kita yang senasib di satukan dengan nasib dunia. Karena itu kita akan menyapu bersih semua bentuk kepercayaan yang lain, sebab agama atau kepercayaan selain agama kita adalah agama buatan manusia, bukan dari Tuhan.
Atheisme yang telah lahir ratusan tahun yang lali itu tidak akan mencampuri/ merintangi pandangan kita, malahan akan membantu sebagai suatu peringatan bagi para generasi untuk mendengarkan khotbah kita mengenai agama. Bahwa dengan system yang stabil dan yang dikerjakan dengan seksama-teliti telah menggiring seluruh umat manusia ke dalam penaklukan kita. Disitu kita akan mengutamakan hak-Nya yang Gaib, yang menjadi landasan -apa yang kita katakan- kekuasaan-Nya yang mendidik.
Maka pada setiap kesempatan yang mungkin kita akan menerbitkan artikel-artikel yang isinya menjanjikan perbandingan antara pemerintahan kita yang penuh berkah dengan pemerintahan-pemerintahan masa lampau. Karunia ketenangan yang diperoleh setelah melalui agitasi dengan paksaan selama berabad-abad, akan membawa ke dalam kehidupan yang lebih tinggi kebajikan yang akan kita berikan. Kesalahan-kesalahan pemerintahan para mafia yang dulunya memegang pemerintahan akan kita lukiskan dalam perlawanan umum yang penuh semangat. Kita akan menanamkan semacam kebencian pada mereka sehingga rakyat lebih suka akan ketenangan dalam suatu negara dari pada membual tentang hak-hak asasi dan kebebasan yang ternyata menyiksa peri kemanusiaan dan menguras habis sumber-sumber eksistensi manusia, sumber-sumber mana yang telah dieksploitir oleh mereka petualang-petualang yang tidak tau apa yang mereka lakukan.
Tatkala kita pada akhirnya dengan pasti memasuki kerajaan kita yang dipersiapkan di mana-mana selama pada suatu hari dan hari yang sama, sesudah ketidak-pecusan seluruh bentuk pemerintahan yang ada telah diumumkan dengan tegas (dan tidak ada kesempatan sedikitpun yang dilewatkan sebelum hal itu terjadi, bahkan mungkin seluruh negeri) kita akan melawan mereka tanpa ampun (yang telah kita rebut kekuasaannya) yang mengangkat senjata melawan kedatangan kita ke dalam kerajaan kita.
Setiap jenis lembaga baru mengenai sesuatu seperti perkumpulan rahasia ciptaan mereka itu juga akan kita hukum. Atau jika mereka mau memberikan rahasia-rahasia para mafia-mafia itu, kita akan bubarkan mereka dan membiarkan mereka jadi rakyat biasa. Tapi jika kesempatan yang kita berikan itu mereka salah-gunakan untuk mencemarkan nama kita dimasyarakat, untuk diketahui bahwa tak ada ampunan bagi mereka.
Dalam hal ini kita akan mendakwahi/ menuntut (dalam perkara) orang-orang itu yang demikian mencemarkan nama kita; dengan demikian -dengan suatu alasan- kita dapat membiarkan mereka akan tetap hidup dalam pengasingan yang abadi. Kita akan mengumumkan keputusan hukum terhadap semua anggota senior perkumpulan-perkumpulan rahasia itu yang dijatuhi hukuman pembuangan dari negeri ini sebagai pusat pemerintahan kita.
Putusan-putusan pemerintah kita adalah final, tanpa apel. Pada masyarakat-masyarakat yang di dalamnya telah tertanam sampai berakar dalam perselisihan, cara pemulihan tata tertib itu dengan hanya mempergunakan aturan-aturan yang menyatakan kekuasaan otoritas langsung, tidak perlu ambil pusing, karena mereka siap menghadapi apapun demi kejayaan masa depan.
Pencapaian kejayaan itu (seperti masyarakat adil dan makmur, kebangkitan yang jaya kembali), bahkan dengan pengorbanan-pengorbanan yang mahal, adalah tugas pemerintah yang manapun yang membuktikan eksistensinya tidak hanya dengan hak-hak istimewa tapi juga kewajiban-kewajibannya.
Jaminan pokok dari stabilitas pemerintah akan memperkuat cahaya kekuasaan kita, dan cahaya kesucian itu diperoleh hanya dengan semacam kekuatan yang gagah perkasa yang tak dapat dibelokkan yang akan melanjutkan misinya lambang-lambang kesucian yang harum telah di langgar dari perkara-perkara dari pilihan Tuhan.
Bagaimanapun, sampai kita memasuki kerajaan kita, kita akan bertindak dengan cara yang serba kontrakdisi (countrary way). Kita akan menciptakan dan lipat gandakan lembaga-lembaga kita di seluruh negeri, menyerap ke dalamnya semua orang yang menjadi atau orang-orang yang terkemuka dalam kegiatan masyarakat, karena di dalam lembaga-lembaga ini kita akan menemukan kantor intelligence kita yang pokok dan alat-alat pengaruh. Seluruh lembaga-lembaga ini kita akan koordinir di bawah satu administrasi pusat, yang hanya diketahui oleh kita sendiri dan semua orang-orang lain mutlak tidak mengetahuinya.
Lembaga-lembaga itu akan mempunyai wakil-wakilnya yang akan melayani dan melalui mereka akan menyebar semboyan dan program. Dalam lembaga-lembaga ini kita akan menyimpulkan bersama sekelompok orang yang bersama-sama mengikat semua elemen-elemen. Komposisi mereka akan dibangun dari seluruh strata social. Komplotan-komplotan politik yang sangat rahasia akan diketahui oleh kita dan akan jatuh di bawah bimbingan tangan kita mengarahkan konsepsi-konsepsi mereka pada hari itu. Di antara anggota-anggota lembaga-lembaga ini hampir semuanya ada agen-agen polisi internasional dan nasional, karena pelayanan mereka untuk kita tak dapat digantikan tempatnya yang mana polisi itu berada dalam suatu posisi tidak hanya mengenakan ukuran-ukurannya sendiri yang istimewa dengan tidak mengikuti perintah (mendurhakai tugas jabatannya atau menyalahgunakan jabatan), tapi juga menabiri/ melindungi kegiatan-kegitan kita dari ancaman pihak manapun.
Kelas rakyat yang amat cocok buat memasuki perkumpulan-perkumpulan rahasia adalah orang-orang yang hidupnya biasa dengan kecerdikan dalam menghadapi masalah-masalahnya, orang-orang yang telah kita didik demi tujuan kita. Dengan mereka kita tidak punya kesukaran memberikan tugas dan menggunakan untuk menjalankan mekanisme dari mesin yang kita rencanakan.
Jika akan ada dunia ini tumbuh menghasut maksud yang demikian niscaya kita telah membangkitkannya untuk merusak binasakan solidaritas para mafia. Tapi jika muncul di dalamnya suatu lembaga baru/ partai baru lagi, maka kepala komplotan itu bukan orang lain melainkan orang kita yang sangat terpercaya. Wajar, kitalah dan bukan orang lain yang akan memimpin. Sebab kita mengetahui ke mana kita akan memimpin, kita tahu tujuan akhir dari setiap bentuk kegiatan sedangkan tidak ada sama sekali yang mengerti apa pun tentang hal ini, sekalipun efek tindakkan yang segera. Biasanya mereka yang meletakkan di depannya, perhitungan yang keburu nafsu untuk mencapai kepuasan dari pendapat mereka sendiri menurut kecakapan pikiran mereka malahan tanpa memperhatikan bahwa konsepsi itu tak pernah berdasarkan/ berasal dari inisiatif mereka tapi dorongan/ asutan yang terselusupkan di dalam pikiran mereka.
Mereka (rakyat yang terdidik) memasuki lembaga-lembaga bukan orang yang karena terdorong rasa ingin tahu atau dengan harapan jalan menungging pastel rakyat, atau supaya memperoleh pendengaran di depan rakyat karena dorongan fantasi-fantasi yang tanpa dasar dan tak dapat dilaksanakan: atau mereka yang haus akan emosi keberhasilan dengan tepuk tangan. Karena mereka tahu (karena pengajaran dari kitalah) kepuasan hanya bermurah hati memberi emosi.
Dan dengan alasan itu mengapa kita memberikan mereka keberhasilan ini untuk dapat mendayagunakan mereka yang tinggi yang menjadi pangkal penyebabnya, karena dengan demikian tak terasa mencondongkan mereka untuk menyesuaikan dengan saran-saran kita tanpa dikawal dengan dasar kepercayaan mereka sepenuhnya bahwa hal itu kepastian dari mereka sendiri yang mengeluarkan pikiran mereka sendiri dan hal itu tak mungkin bagi mereka mengutip dari lainnya.
Memang, orang-orang sombong yang penuh fantasi-fantasi tanpa dasar dapat dengan mudah digiring untuk dimanfaatlan ke dalam suatu keadaan kepandiran tanpa disadari akibat watak kesombongan mereka yang tinggi, dan pada saat yang sama betapa mudahnya mengeluarkan/ menghilangkan hati mereka dengan kurang sukses sedikit saja, meskipun hal itu tidak lebih dari penghentian tepuk tangan yang mereka butuhkan (sedang mereka berpidato), dan menurunkan mereka menjadi seorang taklukan seperti budak demi memenangkan pembaharuan dari suatu kesuksesan.
Dan memang, jika kita manfaatkannya lebih, akan makin banyak mereka memperoleh kesuksesan yang tak berarti ini dari kita jika mereka merasakannya sedang melaksanakan rencana mereka sendiri. Makin banyak orang-orang sombong (yang penuh fantasi-fantasi tanpa dasar) dapat bersedia mengorbankan rencana apa pun hanya untuk memperoleh sukses. Dan psikologi orang-orang ini memberikan bahan-bahan dan memudahkan kita untuk memasang/ menyetel mereka pada arah yang diperlukan. Karena mereka ini harimau-harimau yang penampilannya berjiwa domba dan dengan bebas angin meniupi kepalanya. Kita juga mudah untuk meletakkan mereka di atas kuda-kudaan dari suatu cita-cita mengenai penyerapan individualitas oleh unit kolektivisme yang simbolik (sebagai kedok saja). Tapi, mereka belum pernah dan tidak pernah punya pikiran yang menggambarkan bahwa kuda-kudaan ini adalah suatu perumusan yang melanggar sunnahtullah yang amat penting, yang telah menetapkan ciptaan dunia bahwa satu uni tidak sama dengan yang lain dan untuk tujuan itu membentuk individualita dengan seksama (setiap diri/ unit punya takdir sendiri-sendiri).
Dan lagi, jika kita mampu menggiring mereka ke tingkat kebutaan sedemikian rupa, inilah faktor yang terutama yang menjamin keberhasilan disebabkan kepandiran mereka. Tapi mengapa kita tak memafaatkan orang-orang seperti itu? Jawabannya mudah saja, akan saya jawab dengan paertanyaan juga? ”Bukankah lebih baik mempunyai harimau yang benar-benar harimau (meski berbulu domba) daripada mempunyai domba-domba yang berbulu harimau?” Itulah alasannya. Domba-domba memang mudah ditemukan, namun yang namanya domba tetap saja domba. Domba akan selalu kalah dengan harimau. Itu sudah ketetapan Tuhan yang tak bisa diubah.
Betapa jauhnya penglihatan ini bukan? Bahwa untuk memperoleh tujuan akhir yang amat penting sudah sepantasnyalah tidak berhenti karena alasan apa pun atau karena mempertimbangkan hal-hal lain demi kepentingan tujuan akhir itu. Dan jika untuk tujuan itu ada jumlah korban-korban dari kalangan kita, haruslah relative kecil. Karena itu memelihara nasionalitas kita dari kehancuran. Mati adalah akhir yang tak terhindarkan bagi semua. “Lebih baik membawanya (kematian itu) lebih dekat kepada orang-orang yang merintangi urusan kita dari pada kepada kita sendiri pendiri misi ini.”
Kita akan menempatkan orang-orang didikan kita sedemikian bijaksana sehingga tidak ada seorang pun yang akan mendongkel kepercayaan yang telah kita berikan. Bahkan mereka yang kita jatuhkan hukuman karena kesalahan (yang hanya disebabkan ketidak-sengajaan mereka) tak berani membantah, mereka semua akan masuk penjara seolah-olah akibat mereka melakukan kesalahan besar.
Yang mengetahui hal ini, bahkan pada gilirannya tidak berani memperotes atau menyuap hakim untuk melepaskannya. Dengan metode-metode yang semacam itu kita telah mencabut akar protes yang melawan tindakkan-tindakkan kita dari mereka. Sementara pada waktu yang sama, kita menahan rakyat kita sendiri dan agen-agen kita di dalam suatu keadaan kepatuhan tanpa mempersoalkan.
Di bawah pengaruh kita penggunaan undang-undang bentukan pemerintah yang lama, akan kita turunkan pada suatu tingkat yang minimum. Sebab, prestise undang-undang itu telah diledakkan oleh penafsiran liberal yang dulu telah diperkenalkan ke dalam lingkungannya. Dalam urusan-urusan dan masalah-masalah yang amat penting dan fundamental mengambil keputusan (yang kita diktekan kepada mereka), memahamkan soal-soal dalam pandangan yang demikian itu dengan itu kita menyelubungi mereka untuk urusan administrasi.
Tentu saja, melalui merekalah, meskipun kita sendiri tidak muncul di depan umum -dengan opini surat kabar atau dengan alat-alat lain-. Bahkan jabatan dan pemerintahan yang lebih tinggi menerima nasehat kita dengan tanpa relawanan. Pikiran mereka yang dulu tak mampu mengunakan analysis dan observasi, matanya yang terbuka, tapi tidak melihat apa-apa di depannya dan tidak menemukan apa-apa (kecuali, mungkin, hal-hal yang bersifat material) melaui kita mereka akan mampu untuk meramalkan ke mana mungkin cendrungnya suatu tabiat tertentu dari ikatan suatu masalah.
Dari hal ini jelaslah bahwa kita akan buat seolah-olah kita memang telah ditakdirkan untuk memimpin dan memerintah. Keabsolutan kita dalam segala hal akan dapat memberikan kesimpulan secara logis dan karena itu keagungan kita dalam segala keputusannya akan dihormati dan dipenuhi tanpa dipertanyakan: Tidak perlu menghiraukan segala gerutuan, semua rasa ketidak-puasan macam apa pun karena kita akan menghancurkannya hingga ke akar-akarnya setiap macam manifestasi mereka dalam tindakan dengan corak hukuman yang dapat dijadikan contoh (supaya yang lain ngeri dan hilang keberaniannya untuk melawan).
Sebagaiman kalian tahu, despotisme kita berdasarkan hak dan kewajiban. Hak untuk memaksa pelaksanaan kewajiban adalah tugas langsung pemerintah yang sebagai ayah untuk kepentingan rakyatnya. Pemerintah punya hak akan kekuasaan yang dapat digunakan untuk kepentingan kemanusian secara langsung melalui tata tertib yang dibatasi oleh sunahtullah, yakni kepatuhan/ ketaklukan. Segala sesuatu didunia ini berada dalam suatu keadaan kepatuhan/ ketaklukan, jika tidak kepada manusia, maka kepada lingkungan alam sekitar atau kepada sifat dasar pembawaannya sendiri. Atau jika tidak mempan, kepatuhan kepada Tuhan. Dalam segala hal takluk/ patuh kepada yang lebih kuat. Dan karena itu kitalah yang menjadi yang lebih kuat demi kepentingan kebajikan.
Tatkala kita memasang pada kepala salah satu dari kita yang memang pantas menjadi pemimpin yang keramat, mahkota yang dipersembahkan kepadanya maka dia akan menjadi bapak (maksudnya penguasa). Korban-korban yang tak terhindarkan dalam konsekwensi yang wajar tidak akan pernah mencapai jumlah korban yang dipersembahkan selama berabad-abad oleh perlombaan/ peperangan di antara pemerintah-pemerintah mafia yang mabuk dengan kebesaran.
Raja kita akan tetap berkomunikasi dengan rakyat, berhubungan dengan mereka dari mimbar berpidato yang mengharumkan nama pada waktu yang sama akan tersiar ke seluruh dunia.
Kerajaan kita bagaikan benteng ketuhanan Vishnu, padanya ditemukan personifikasinya -yakni pada tangan kita yang seratus, masing-masing akan menjadi pegas mesin kehidupan social. Kita dapat mengawasi segala sesuatunya tanpa bantuan polisi yang resmi, yang dalam skoup haknya kita kerjakan dengan teliti untuk menggunakan rakyat, menghalangi penglihatan dari pemerintah.
Dalam program kita sepertiga dari penduduk/ rakyat/ warganegara kita akan menjaga sisanya di bawah pengawasan/ untaian dari dinas sukarelawan atas dasar kesadaran akan kewajiban terhadap negara. Makanya tidak akan hina menjadi mata-mata dan informan, tapi ganjarannya : pengaduan atau laporan yang tidak benar, bagaimanapun, akan dihukum sehingga penyalahgunaan hak ini tidak akan mungkin berkembang.
Agen-agen kita akan diambil dari masyarakat lapisan lebih tinggi maupun yang lebih rendah, dari antara kelas administrative yang menghabiskan waktunya dalam hiburan, reduktor, pencetak dan penerbit, penjual buku, sekretaris, dan selesmen, pekerja, coachmen, bujangan, atau pelayan orang-orang besar, dan sebagainya. Badan ini, tidak punya hak dan tidak berkuasa untuk mengambil tindakkan sendiri dan konsekwensinya sebagai polisi tanpa kekuasaan apa-apa hanya menjadi saksi dan tukang lapor.
Verifikasi tentang laporan dan penangkapan mereka tergantung kepada kelompok pengawas urusan kepolisian yang bertanggungjawab, Sementara tindakkan penangkapan sesunguhnya dilakukan oleh gendarmerie dan polisi kotapraja. Siapa pun yang tidak mengadu/ melaporkan sesuatu yang dilihat atau didengarnya mengenai orang-orang negara yang menyimpang juga akan didakwa/ dituduh ikut menyembunyikan/ menggelapkan dan akan bertanggungjawab jika terbukti dia bersalah.
Mereka diwajibkan memikul risiko sendiri untuk melaporkan/ mengadu kepada orang-orang yang murtad dari kalangan keluarga atau anggota mereka sendiri yang telah diketahui melakukan sesuatu yang bertentangan. Karena itu dalam kerajaan kita di seluruh dunia akan kewajiban bagi semua negara kita mengamati kewajiban dinas itu terhadap negara pada arah ini.
Organisasi semacam itu akan memusnahkan penyalahgunaan kekuasaan, paksaan, penyuapan, segala sesuatu pada fakta yang menurut nasihat-nasihat kita. Tapi bagaimana lagi adakah kita membujuk mereka berkumah/ berkehendak sehingga mereka memberangus sebab-sebab yang semakin mendorong kekacauan dalam administrasi/ pemerintahan? Di antara sejumlah metode-metode ini salah satu yang sangat penting adalah -agen-agen untuk pemulihan ketertiban, ditempatkan sedemikian rupa agar mendapat kesempatan memperbaiki mereka dalam kegiatan mereka yang mencerai-beraikan pembangunan (seperti melindungi sindikat Internasional sehingga hasil pembangunan tak pernah dinikmati secara merata seluruh rakyat) dan mempertunjukan kecendrungan-kecendrungan mereka yang jahat -keras kepala menyombongkan diri serba tahu pelaksanaan kekuasaan yang tidak bertanggung jawab. Dan yang pertama dan utama adalah persuapan/ korupsi.
Bilamana menjadi kebutuhan bagi kita untuk memperkuat aturan / ukuran rahasia pertahanan yang teliti kita akan menyusun kekacauan yang dibuat-buat atau suatu manifestasi ketidakpuasan dalam pernyataan pendapat melalui kerja sama tukang-tukang pidato yang ulung. Sekeliling tukang-tukang pidato ini akan berkumpul semua orang yang simpatik dengan pembicaraannya. Hal ini akan memberikan kita dalih buat perolehan tambahan alamat dan pengawasan dari pihak agen-agen kita di antara sejumlah polisi rakyat.
Karena mayoritas orang-orang komplotan berbuat karena kecintaannya terhadap permainan itu, suka mengobrolkannya, dengan demikian sampai mereka terlibat dengan tindakkan nyata kita tidak akan menunjukan jari kepada mereka tetapi hanya mengintrodusir/ memasukkan ketengah-tengah mereka untuk unsur-unsur pengamat pengintai. Mesti diingat bahwa prestise penguasa di kurangi jika berulang-ulang terbongkar komplotan melawan dirinya: hal ini mengandung/ mengundang prasangka kesadaran akan kelemahan, atau apa yang masih lebik jelek, ketidakadilan.
Kita sadar bahwa prestise pemimpin rakyat dulu (mafia-mafia/ penguasa) telah terpecahkan dengan pembokongan berulang-ulang terhadap kehidupan mereka melalui slogan liberal untuk berbuat jahat yang dipersiapkan hanya mereka dilukis dalam warna politik (dikiranya mereka sedang berpoitik padahal sedang menjadi tunggangan). Kita akan memaksakan pemerintah-pemerintah itu untuk mengetahui kelemahan mereka dengan mengiklakan atau membuka terang-terangan aturan rahasia pertahanan dan demikian kita akan mengiring penguasa-penguasa itu menuju kehancuran.
Pemerintah kita hanya akan dilindungi secara rahasia oleh pengawal, sebab kita tidak akan membiarkan demikian banyak pikiran yang akan timbul melawannya asutan apa pun padanya dia tidak cukup kuat untuk berebutan dan terpaksa berlindung dari belakangnya.
Sesuai dengan penampilan keluar yang memaksa dengan hati-hati pemerintah kita akan mengerjakan kekuasaannya hanya untuk kegunaan bangsa dan tidak bijaksana untuk diri sendiri atau keuntungan dinasti. Karena itu dengan memperhatikan tata krama, kekuasaan kita akan dihormati dan dikawal oleh penduduk, dia (pemerintah kita) akan menerima suatu pujaan dalam pengakuan yang dengannya terikat kebaikan atau kesejahteraan setiap penduduk negara, karena di atasnyalah akan bergantung seluruh ketertiban dalam kehidupan umum.
Jenis pertahanan terbuka menggambarkan kelemahan dalam kekuatan organisasi. Pemerintahan kita akan selalu di antara rakyat yang dikelilingi oleh pria dan wanita yang akan menduduki barisan depan di sekelilinginya, dan akan mengekang barisan-barisan sisanya agar terwujud ketertiban yang baik. Hal ini akan menaburkan benih pembatasan yang dicontohkan juga pada yang lain.
Jika seseorang petisi muncul di antara rakyat berusah menyerahkan petisi dan mendesak jalannya melalui barisan-barisan itu, barisan pertama akan menerima petisi itu dan di depan mata sipetisi melanjutkannya kepada pemerintah, sehingga dengan demikian semua orang dapat mengetahui bahwa apa yang diserahkan akan sampai kepada alamatnya, konsekwensinya hal itu menimbulkan suatu control/ pengawasan dari pihak pemerintah sendiri. Sinar kesucian kekuasaan memerlukan eksistensinya sehingga rakyat diharapkan akan berkata “jika raja mengetahui hal ini”, atau “raja akan mendengarkannya”.
Dengan pendirian pertahanan rahasia yang resmi jika prestise-penguasa yang mistik lenyap: menimbulkan keberanian tertentu, dan setiap orang menganggap dirinya sendiri menjadi tuan, penjual asutan sadar akan kekuatannya, dan tatkala kesempatan membantu mengawasi moment buat mengadakan percobaan terhadap penguasa. Untuk rakyat yang seperti itu kita akan mendakwahi sesuatu yang lain, tapi dengan fakta itu kita diberi kemampuan untuk melihat ukuran-ukuran apa dari pertahanan yang terbuka/ terang-terangan yang telah menggiring meraka.
Tidak boleh tidak, tidak perlu mencari bukti lebih jauh bahwa pemerintahan kita ditakdirkan oleh Tuhan? Kita tidak akan gagal (dengan kekayaan yang banyak) untuk membuktikan bahwa segala yang telah kita pertaruhkan telah membantu sampai pada tujuan penyebab keadaan serba baik -yaitu membawa ketertiban segala hal-. Kita akan berhasil membuktikan bahwa kita pemberi kebajikkan yang telah memulihkan kebajikkan yang benar dan juga kebebasan pribadi dari dunia rente dan kacau balau, dan dengan itu kita akan diberi kuasa/ kesempatan untuk bersenang-senang dalam perdamaian dan ketenangan, dengan kemulian hubungan yang layak, tentu saja menurut syarat pelaksanaan/ ketaatan yang tegas terhadap undang-undang yang kita tetapkan. Dengan segera sesudah itu kita akan membuat rencana bahwa kebebasan bukan berdasarkan penghamburan hawa nafsu dan kebebasan yang tak berkekang lagi dari kemulian dan kekuatan seseorang tidak berdasarkan hak bagi setiap orang untuk menyebarkan prinsip-prinsip yang destruktif dalam alam kebebasan akan kesadaran, persamaan dan sebangsanya.
Kemerdekaan pribadi tidaklah bijaksana yang berdasarkan hak untuk menghasut sendiri dan orang-orang lain dengan berpidato yang menjijikan di depan massa yang tak beraturan, dan bahwa kemerdekaan yang benar berdasarkan menjaga kehormatan pribadi orang yang tak dapat dilanggar dan memperhatikan dengan jelas semua undang-undang kehidupan yang umum, bahwa kemulian manusia tenggelam dalam kesadaran akan adanya hak dan juga ketiadaan hak dari tiap orang dan tidak sama sekali dan hanya semata dalam imajinasi yang fantastis pada subjek ego seseorang.
Saya ulangi sekali lagi, penduduk memberikan kepatauhan buta hanya kepada tangan yang kuat yang mutlak bebas dari mereka, Karena di dalamnya mereka merasakan pedang bagi pertahanan dan topangan terhadap malapetaka social. Apakah mereka menginginkan roh sebagai malaikat pada seorang raja? Betapa mereka harus melihat padanya adalah penjelmaan kekuatan dan kekuasaan.
Yang Dipertuan Agung akan menggantikan seluruh pemerintah yang ada sekarang yang terhambat-hambat eksisitensinya di antara masyarakat-masyarakat yang terdemoralisasi, masyarakat-masyarakat yang telah mengingkari kekuasaan Tuhan sekalipun, dari dalamnya pecah berantakan pada segala sisi api anarki, mesti pertama kali dari semuanya di padamkan nyala api yang selama ini menelan segala. Karena itu dia akan berkewajiban untuk meniadakan masyarakat-masyarakat seperti yang ada sekarang (dalam hal ini bukan berarti membunuhnya atau semacamnya), walaupun dia akan memberi kita minum dengan darahnya sendiri, sehingga dia dapat menghidupkan kembali mereka lagi dalam bentuk pasukan yang diorganisir dengan teratur untuk bertempur dengan sadar melawan setiap jenis infeksi yang mungkin memenuhi tubuh negara yang dalam keadaan sakit.
Kita ini dipilih dari atas untuk merobohkan kekuatan buta yang digerakkan oleh instink dan bukan oleh akal sehat, oleh keberutalan/ tanpa budi dan bukan manusiawi. Kekuatan ini sekarang menang dalam manifestsi perampokkan dan setiap jenis kekerasan di bawah topeng/ kedok prinsip-prinsip kemerdekaan dan hak asasi. Mereka telah mencampakkan seluruh bentuk ketertiban sosial untuk di atas puing-puing reruntuhan itu. Makanya akan perlu menyapu bersih mereka dari jalan ini, di antaranya tidak boleh ketinggalan bonggol, pecahan.
Lalu dengan demikian akan mungkinlah bagi kita untuk berkata kepada rakyat dunia, “Bersyukurlah kepada Tuhan dan bersujudlah di hadapan-Nya yang membawa di depannya (di depan Yang Dipertuan Agung?) materai (cap) nasib manusia kepada mana Tuhan sendiri telah membimbing bintangnya bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia, yang berkuasa membebaskan kita dari seluruh kekerasan dan kejahatan yang tersebut sebelumnya.”
Sekarang saya pergi kemetode yang menetapkan akar-akar dinasti kerajaan ke strata akhir.
Penetapan ini pertama dan terutama akan terhitung dalam hal di mana hari ini telah mengistirahatkan kekuatan konservatif dari tingkah laku seluruh masalah dunia, dalam mengarahkan pendidikan pemikiran (setiap ide dan unsur yang konservatif akan lenyap).
Anggota-anggota tertentu akan mempersiapkan raja dan ahli warisnya, menyeleksi bukan berdasarkan hak keturunan tetapi menurut kapasitas yang istimewa, menempatkan mereka ke dalam misteri rahasia politik, ke dalam bagan pemerintahan, tetapi memperlengkapi selalu bahwa tidak ada orang yang boleh memperoleh pengetahuan rahasia itu. Tujuan mode tindakkan ini adalah semua boleh mengetahui bahwa pemerintahan tak dapat dipercayakan kepada orang-orang yang tidak dimasukkan/ ditempatkan ke dalam tempat rahasia yang serba seni kerahasiaanya.
Kepada pribadi-pribadi ini hanya akan diajarkan aplikasi praktis rencana-rencana yang tersebut dahulu dengan mengambil perbandingan-perbandingan dari pengalaman-pengalaman yang berabad-abad, semua peninjauan/ penafsiran mengenai gerak ekonomi politik dan ilmu pengetahuan sosial -pendeknya seluruh semangat/ jiwa undang-undang yang tak tergoyahkan kita tetapkan menurut naturnya/ kodratnya sendiri buat pengaturan hubungan kemanusiaan. (Hukum kemasyarakatan diterapkan menurut sunatullah yang semestinya, bukan dengan metodelogi ilmiah berbagai ilmu sosial yang merumuskan berbagai kaidah, aturan, hukum yang sebenarnya bertentangan dengan sunatullah. Bahwa setiap yang bertindak yang bertentangan dengan atau yang melawan Sunatullah pasti akan berantakan. Seperti teori: rente tanah, bunga uang, pembentukan harga, teori kesempatan kerja, teori keseimbangan, teori ras, teori hukum alam, teori moneter, teori perubahan sosial, berbagai teori ilmu jiwa, pendidikan dan pengajaran dan sebagainya).
Ahli waris yang langsung akan kita batalkan dari penaikan tahta jika dalam waktu latihannya mereka menunjukkan kedangkalan berpikir/ berbuat, kelembekan dan sifat-sifat/ kualitas lain yang merupakan puing otoritas, yang menyebabkan mereka tak mampu memerintah dan dalam dirinya sendiri berbahaya bagi jabatan sebagai raja.
Hanya orang-orang yang cakap tak bersyarat dengan teguh, ganas tak memihak, pemerintahan langsung akan menerima kendali kekuasaan dari sesepuh yang arif. Dalam keadaan jatuh sakit dengan kemauan yang melemah atau bentuk ketakcakapan yang lain, raja berdasarkan undang-undang mesti menyerahkan kembali pemerintahan kepada tangan yang baru yang cakap/ capable.
Rencana tindakan raja untuk hal yang penting dan hangat, dan apalagi semua itu demi masa depan, tak akan diketahui, bahkan oleh orang-orang yang dinamakan penasehat-penasehat terdekatnya. Hanya raja dan tiga orang sponsor pembantu baginya yang akan mengetahui apa yang akan datang.
Dalam diri raja yang berkemauan tegar adalah yang dipertuan dirinya dan kemanusian semua akan memperbedakan seolah-olah nasib pada caranya yang serba misteri. Tak ada orang akan tahu betapa keinginan yang akan dicapai raja dengan disposisinya, dan karena itu tidak ada orang akan berani berdiri di seberang jalan yang tak dikenal.
Adalah dimaklumi bahwa reservoir otak sang raja mesti kapasitasnya bersesuaian dengan perencanaan pemerintahan yang harus terisi. Karena dengan alasan inilah sehingga dia akan menaiki tahta bukan dengan cara lain daripada sesudah pengujian pikirannya oleh para sesepuh yang arif (Majelis Imamah).
Rakyat perlu mengenal dan mencintai rajanya maka perlu sekali baginya untuk beramah-tamah dengan rakyatnya di tempat-tempat pasar/ tempat umum. Ini menjamin/ menjaga genggam yang perlu sekali terhadap dua kekuatan (hubungan yang akrab antara gusti -kawula- sehingga tak dikhawatirkan lagi timbul terror atau pembunuhan terhadap sang raja/ pimpinan tertinggi; namun sampai sekarang di mana-mana mudah timbul terror, justru dengan kondisi yang demikian itu untuk memisahkan rakyat dengan pemimpinnya).
Sang raja tak boleh bergantung pada belas kasihan, menurut perasaannya dan teristimewa hawa nafsunya. Tidak ada pada sisi karakternya yang mesti dia berikan tenaga instink tak berbudi mengatasi pikiran sehatnya. Hawa nafsu lebih buruk dari pada semua yang lain mengacaukan kapasitas pikiran dan pandangan yang jernih: Mengacaukan pikiran ke sisi yang amat brutal dan buruk dari aktivitas manusia.
Penyangga kemanusian dalam diri Yang Dipertuan Agung oleh seantero dunia harus mengorbankan seluruh kecendrungan pribadinya demi rakyatnya.
Yang Dipertuan Agung kita harus menjadi seorang teladan yang tak bercacat cela.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar