Halaman

Sabtu, 23 Januari 2010

KAMI

KAMI
Kami yang berbicara pada Anda dengan membenci kesombongan dan seluruh keberadaanya. Kami harus mengambil pembelaan diri kami pribadi di depan Anda semua, itu karena ada alasannya. Pertama, hanya kami yang pernah terluka, yang telah menyaksikan bangsanya yang sangat diabaikan dan keadilannya diinjak-injak, dapat berbicara seperti ini, seperti ini, dengan kata-kata yang berasal dari di hatinya dan kebenaran dari ususnya. Itulah kemudian kami memutuskan bahwa, mengambil hak-hak kami sebagai bagian dari bangsa ini, dan kami akan memikul pembelaan kami semndiri.
Mungkin kami nampak seperti sejumlah setan kecil pemaki sedang memberitahu bangsa bahwa kami akan menghancurkan seluruh rencana mereka. Kami, yang sekarang menggunakan hak ini, tidak berada dalam keadaan dipaksa untuk membela diri kami sendiri, tidak dalam keadaan dipaksa untuk menghentikan apa yang yang seharusnya mereka katakan. Kami hanya bermaksud melaksanakan semua ini dengan penjelasan sepenuhnuya.
Kami memutuskan diri dengan bangga mengakui keterlibatan kami dalam perang ini, siap memberikan sebuah contoh (yang belum pernah terjadi sebelumnya) dan untuk membuka cakar-cakar penjara yang mana orang jujur dengan sengaja dimasukkan dalam pemeriksaan pengadilan. Kami yang bertemu dalam peperangan berhadapan muka dengano lain, dengan alas an keadilan dipihak kami, kami akan melakukannya.
Kami telah mengatakan semuanya, demi kebenaran: semua ini kami lakukan melalui pengorbanan tanpa teladan dalam sejarah. Kami membicarakan tentang tujuan-tujuan yang mengilhami kami dalam perjuangan ini. Menyerahkannya pada kata hati kami, dan kami tak khawatir karena tidak merahasiakan rencana kami, sebab kami hanya diliputi oleh kebenaran. Kami telah menghapus semua keraguan, yang tak bernilai.
“Sebuah alasan keadilan bahkan dari gua yang paling dalampun dapat melakukan sesuatu yang lebih dari seorang tentara.”
‘Benar’ kami bermaksud berperang demi kebebasan bangsa dan kami tak merasa berat melakukannya, kami menyatakan, satu demi satu, ditempat kami. Ini dari akibat dari begitu banyaknya intrik keruh dan illegal, karena keinginan mereka memerintah dan kelemahan mereka yang mengadili. Dan kami menemukan diri kami, disini, dan semua orang akan mempelajari hal-hal yang kami katakan.
Kami membawa pelajaran dari Tuhan dalam hati kami, dan dalam pikiran kami, ide-ide mulia dari semua orang yang membela kebebasan manusia dimana pun! Kami meminta hak kami untuk mengungkapkan diri kami dihormati tanpa pengekangan. Kalau tidak, persamaan keadilan tidak dapat dipertahankan, dan episode terakhir menjadi sikap satu tercela dan kepengecutan.
Kami, orang-orang yang tak berbakat, menulis kecaman tajam yang panjang dalam pembelaan terhadap diri kami sendiri. Bagaimana mungkin kemudian kami mengira bahwa kami kekurangan alasan untuk membela diri? Mungkin ada yang yang berharap bahwa kami akan membatasi diri kami, kami sama sekali tidak akan menerima lelucon semacam ini, kami tak mau tinggal diam. Karena kami tak mau jika suatu saat nanti kami menyesal dengan menyalahkan diri kami sendiri karena begitu banyaknya prinsip yang tak terbela, untuk begitu banyaknya kebenaran tertinggal yang tak terkatakan, untuk begitu banyaknya kejahatan yang tak teradukan.
Kami bergerak membangunnya dengan berjalan melalui ketidak-adaan hukum yang berlaku dengan tepat dengan hal yang kami lakukan, maka kemudian tak ada pelanggaran.
Siapa yang mengatakan bahwa kami mencoba menimbulkan pemberontakan melawan kekuatan Kekuasaan Konstitusional Negara ini? Dua hal yang menjadi penerang-diri. Pertama dari semua, penguasa yang telah menindas bangsa demi keuntungan pribadi bukanlah merupakan Kekuasaan Konstitusional, tetapi Unkonstitusional: dibentuk bertentangan dengan Konstitusi, menginjak Konstitusi, melanggar Konstitusi Negara yang sah. Konstitusi yang sah adalah yang mana berasal dari tangan rakyat. Kedua, kami bergerak melawan terhadap satu kekuasaan. Sebuah kekuasaan illegal, yang telah merampas kuasa dan berfusi kedalam kesatuan utuh antara Kekuasaan Legislatif dan Kekuasaan Eksekutif bangsa.
Tak satupun koma berlaku bagi gerakan kami, karena kami ingin segera mengganti hukum Negara dan kembali pada Kitab Undang-Undang kami untuk menyegarkan kembali ingatan rakyat yang sayang sekali tak bisa mengingat lagi apa itu keadilan.
Kami ingatkan pada Anda, kami baru saja mulai! Jika di hati Anda masih ada sisa cinta bagi Negeri Anda; cinta bagi kemanusiaan; baca, dengarkan, dan pahami dengan baik-baik perkataan kami ini! Dan setelah itu, kami akan meyendiri dalam konspirasi untuk mengubur kami dari dunia luar (dalam pelupaan). Tetapi suara kami akan selalu muncul dari rongga dada setiap manusia bahkan ketika kami merasa paling sendirian, dan hati kami akan memberinya seluruh dukungan yang mana para pengecut tak berperasaan mengingkarinya.
“Pikiran itu muncul begitu saja di pikiranku. Itu juga yang membuatku dewasa lebih singkat. Aku juga terkejut, ‘Benarkah aku mengucapkannya, benarkah aku memikirkannya?’ Yang ku tahu, begitu saja terucap oleh ku.
Aku punya gambaran untuk mewujudkan. Dan tentang impian, itulah mengapa aku bisa merencanakannya. (Bersama) semua orang akan mengikuti jalanku guna mencapainyanya. Aku yang tak di kenal akan menghadap dunia dengan gelar ‘seseorang yang berharga’.
Aku beruntung dan berterima-kasih pada semua musuh-musuhku. Dari dulu ingin sekali kukatakan hal ini,’Aku ingin kalian semua berumur panjang, agar kalian mengantarku menjadi lebih kuat dari yang sekarang’.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar